Model Metodelogi Prototype
Metode pengembangan perangkat lunak ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pendekatan
prototyping model digunakan jika pemakai hanya mendefenisikan secara umum dari perangkat
lunak tanpa merinci kebutuhan input, pemrosesan dan outputnya,
sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi
sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusia-mesin yang harus diambil. Cakupan
aktivitas dari prototyping model terdiri dari :
1. Mendefinisikan objektif secara
keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui.
2. Melakukan perancangan secara cepat
sebagai dasar untuk membuat prototype.
3. Menguji coba dan mengevaluasi prototype
dan kemudian melakukan penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap prototype
yang sudah dibuat.
secara
ideal prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi
kebutuhanperangkat lunak. Bila prototype yang sedang bekerja dibangun,
pengembang harus menggunakan fragmen-fragmen program yang ada atau
mengaplikasikan alat-alat bantu (contoh: window manager, dsb) yang memungkinkan
program yang bekerja agar dimunculkan secara cepat.
Kelemahan
prototyping model :
1. Pelanggan yang melihat working version
dari model yang dimintanya tidak menyadari, bahwa mungkin saja prototype dibuat
terburu-buru dan rancangan tidak tersusun dengan baik
2. Pengembang kadang-kadang membuat
implementasi sembarang, karena ingin working version bekerja dengan cepat.
Metode pengembangan perangkat lunak model prototype dirancang agar dapat menerima
perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan protitype yang sudah ada sehingga pada
akhirnya dapat menghasilkan perangkat lunak yang dapat
diterima dan perubahan-perubahan yang terjadi dapat dianggap merupakan bagian
dari proses pengembangan itu sendiri
http://kuliahku-kampusku.blogspot.com/2013/05/metode-pengembangan-perangkat-lunak_19.html
http://tonyjustinus.wordpress.com/2007/11/11/spiral-model/
Komentar
Posting Komentar