Menulis Daftar Pustaka
Menulis Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997:213)
yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar
yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan
lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari
karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam, bibliografi mungkin tidak
penting artinya. Tetapi bagi seorang sarjana, seorang calon sarjana atau
seorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hal yang sangat
penting.
Petunjuk umum penulisan daftar
pustaka adalah :
a. Daftar pustaka diletakkan pada
bagian akhir karya tulis di halaman tersendiri.
b. Daftar pustaka tidak diberi
nomor urut.
c. Nama penulis diurutkan secara
alfabetis, setelah nama dibalik (kecuali nama Tionghoa atau yang terdiri satu
kata).
d. Tiap sumber bacaan ditulis
dengan jarak spasi rapat.
e. Jarak antarsumber bacaan yang
satu dengan yang lain ditulis dangan jarak dua spasi.
f. Baris pertama dimulai dari
margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap sumber harus dimasukkan ke
dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997:222).
Hal-hal lain yang perlu
diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
1) Nama Pengarang.
a. Penulisan nama pengarang
sebuah buku dengan seorang pengarang.
- Nama Pengarang hanya terdiri
dari satu kata tidak dibalik.
- Nama pengarang lebih dari satu
kata, maka nama terakhir ditulis lebih dulu kemudian diikuti nama pertama,
kemudian data publikasi buku.
- Nama-nama asing banyak yang
ditulis menyimpang dari aturan lazim yang berlaku. Contoh penulisan nama asing
yang benar adalah:
Nama Cina : Tan May Lie ditulis
Tan M.L
Nama Vietnam : Nguyen Cao Ky
ditulis Nguyen-Cao-Ky
Nama Hongaria : Farkas Karoly
ditulis Karoly, Farkas
Nama India : B.C. Das Gupta
ditulis Das Gupta, B.C.
Nama Perancis : V. du Barry
ditulis du Barry, V.
Nama Belanda : N.M. van Straalen
ditulis Van Straalen, N.M.
Nama Jerman : Carl von Schmidt
ditulis Von Schmidt, C.
Nama Arab : Ali Abdul Aziz
ditulis Abdul Aziz, Ali
Nama Anglo Saxon : John Doe, Sr.
Ditulis Doe J, Sr.
- Penulisan nama tidak memakai
gelar akademis, seperti Prof. Dr. Ir. atau M.Sc atau pangkat kemiliteran:
Jenderal, Laksamana, atau sebutan lain seperti Presiden, Menteri, dan
sebagainya.
- Jika buku disusun oleh sebuah
komisi atau lembaga, nama komisi atau lembaga itu dipakai untuk menggantikan
nama pengarang.
- Jika tidak ada nama pengarang,
dapat diganti dengan “Anonim” atau “_____” dan diurutkan berdasarkan judul
buku.
Contoh :
Depdikbud. 1988. Buku Pelajaran
Bahasa Indonesia I untuk SMU. Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan
Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
b. Penulisan nama pengarang dari
buku dengan dua atau tiga pengarang.
- Nama pengarang kedua tidak
dibalikkan. Dalam hal-hal lain ketentuannya sama dengan nomor a.
- Urutan nama pengarang harus
sesuai dengan yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh ada perubahan
urutan.
Contoh :
Oliver, Robert T. and Rupert L.
Cortright. 1958. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and
Company, Inc.
c. Penulisan nama pengarang dari
buku dengan banyak pengarang (tiga pengarang atau lebih).
- Hanya nama pengarang pertama
yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
- Untuk menggantikan nama-nama
pengarang lainnya, digunakan singkatan dkk.
Contoh :
Karso, dkk. 1994. Sejarah
Nasional dan Sejarah Umum. Bandung: Angkasa.
2) Tahun Terbit.
Tahun terbit ditulis sesudah nama
pengarang, dipisahkan dengan tanda titik.
3) Judul Buku.
Judul buku harus digarisbawahi
atau dicetak miring. Setiap huruf awal dari kata yang merupakan bagian dari
judul buku diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
4) Tempat Terbit.
Tempat terbit ditulis sesudah
judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.
5) Penerbit.
Nama penerbit ditulis sesudah
tempat terbit, dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan tanda
titik.
6) Penulisan data pustaka dari
buku yang pada edisi berikutnya mengalami perubahan.
a. Jika buku yang digunakan
sebagai acuan mengalami perubahan pada edisi-edisi berikutnya, biasanya
ditambah keterangan rev. ed. (revise edition=edisi yang diperbaiki) di belakang
judul buku. Keterangan mengenai edisi yang diperbaiki ini bisa tidak ditulis,
asal disebutkan periode pencetakannya. Keterangan mengenai cetakan dipisahkan
dengan tanda titik.
b. Tahun penerbitan yang harus
ditulis adalah tahun cetakan dari buku yang dipakai.
Contoh :
Ramlan, M. 1983. Ilmu Bahasa
Indonesia Sintaksis. Cet. ke-3. Yogyakarta: Karyono.
Gleason, H.A. 1961. An
Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed. New York: Holt. Rinehart and
Winston.
7) Penulisan data pustaka dari
buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih.
a. Angka jilid ditempatkan
sesudah judul, dipisahkan dengan tanda titik dan selalu disingkat.
b. Untuk penerbitan Indonesia
biasa digunakan singkatan Jil. atau Jld.
Contoh :
Soekmono, R. 1973. Pengantar
Sejarah Kebudayaan Indonesia. 2 Jil. Yogyakarta: Kanisius.
8) Penulisan daftar pustaka dari
edisi karya seorang pengarang atau lebih.
a. Jika editornya lebih dari satu
orang, cara penulisannya sama dengan cara penulisan nama pengarang dari buku
dengan dua, tiga atau banyak pengarang. Selain itu dapat juga ditulis dengan
eds.
b. Ada juga kebiasaan lain yang
menempatkan singkatan editor di dalam tanda kurung (ed).
Contoh :
Ali, Lukman. ed. 1967. Bahasa dan
Kesusastraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung
Agung.
9) Penulisan daftar pustaka dari
sekumpulan Bunga Rampai atau Antologi.
Contoh :
Jassin, H.B. ed. 1969. Gema Tanah
Air, Prosa dan Puisi. 2 Jil. Jakarta: Balai Pustaka.
10) Penulisan daftar pustaka dari
sebuah terjemahan.
a. Nama pengarang asli diurutkan
dalam daftar urutan alfabetis.
b. Keterangan tentang penerjemah
ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh :
Multatuli. 1972. Max Havelaar,
atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B Jassin. Jakarta:
Djambatan.
11) Penulisan daftar pustaka dari
artikel majalah.
a. Judul artikel ditulis dalam
tanda kutip dan dipisahkan dari nama majalah yang dicetak miring.
b. Tidak ada tempat publikasi
dari penerbit, tetapi nomor jilid, tanggal dan nomor halaman harus dicantumkan.
Contoh :
Soebadio, H. ”Penggunaan Bahasa
Sansekerta dalam Pembentukan Istilah Baru”. Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia,
I (April, 1963), 47 – 48.
12) Penulisan daftar pustaka dari
artikel surat kabar.
a. Judul artikel ditulis dalam
tanda kutip.
b. Nama surat kabar dicetak
miring.
Contoh :
Arman, S.A. ”Sekali Lagi
Teroris”, Kompas, 19 Januari, 1973, hlm. 5.
13) Penulisan data pustaka dari
tesis atau disertasi yang belum diterbitkan.
a. Tesis, skripsi, atau disertasi
yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel sehingga ditulis dalam
tanda kutip.
b. Data publikasi yang harus
dicantumkan, yaitu jenis karya ilmiah (skripsi, tesis atau disertasi), nama
fakultas dan universitas, tempat dan tahun pembuatan.
Contoh :
Parera, Jos Daniel. ”Fonologi
Bahasa Gorontalo”, Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia,
Jakarta, 1964.
Hartoko, A. ”Pemetaan Dinamis
Ekosistem Ikan Pelagis Melalui Analisis Terpadu Karakter Oseanografis di
Perairan Laut Indonesia”. Disertasi Doktor Institut Teknologi Bandung, Bandung,
1999.
Rais, J. “A Comparison of The
Projective and The Development Methods for Computing The Best Fitting
Ellipsoid”. M.Sc.Thesis Ohio State University, Columbus, USA, 1969.
14) Penulisan daftar pustaka dari
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden.
Karena yang bertanggungjawab
terhadap dokumen-dokumen ini adalah negara, maka dapat ditulis Republik
Indonesia, atau Pemerintah Indonesia, Government of Indonesia atau Indonesia
saja.
Contoh :
Republik Indonesia. 1992.
Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI
Tahun 1992, No. 115. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 1999.
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI
Tahun 1999, No. 60. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 1972.
Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1972 tentang Perizinan Penerbangan Dalam dan
Atas Wilayah Republik Indonesia. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
15) Penulisan daftar pustaka dari
artikel dalam ensiklopedi
a. Judul artikel selalu ditulis
dalam tanda kutip, sedangkan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.
b. Perhatikan pula tanda koma
yang ditempatkan antara judul artikel dan judul buku, harus ditempatkan dalam
tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda kutip.
Contoh :
Wright, JT. “Language Varieties:
Language and Dialect,” Encyclopedia of Linguistics, Information and Control,
(Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 – 251.
16) Penulisan daftar pustaka dari
internet.
Untuk penulisan daftar pustaka
yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
a. Menurut Sophia (2002),
komponen suatu bibliografi online adalah :
- Nama pengarang
- Tanggal revisi terakhir
- Judul
- Media yang memuat
- URL yang terdiri dari
protocol/situs/path/file
- Tanggal akses
b. Winarko memberikan rumusan
pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut :
- Artikel jurnal dari internet:
Majalah/Jurnal Online.
Penulis, tahun, judul artikel,
nama majalah (dengan singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan alamat
website. Nama majalah online harus ditulis miring.
- Artikel umum dari internet
dengan nama.
Penulis, tahun, judul artikel,
[jenis media], alamat website (diakses tanggal …). Judul artikel harus ditulis
miring.
- Artikel umum dari internet
tanpa nama.
Anonim, tahun, judul artikel,
[jenis media], alamat website (diakses tanggal …). “Anonim” dapat diganti
dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.
Contoh:
Hermans, B. 2000. Desperately
Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online],
(http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 ).
Hartati, Dwi. ____. Menulis
Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id, diakses tanggal 17 September 2008).
Winarko, E. _____. Penulisan
Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf],
(http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses
tanggal 17 September 2008 ).
2.2.4. Macam-Macam Bibliografi
a. Buku-buku dasar : buku yang
dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai pokok yang digarap itu.
b. Buku-buku khusus : yaitu
buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan yang langsung
bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.
c. Buku-buku pelengkap : buku-buku
yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis.
2.2.5. Penyusunan Bibliografi
Untuk menyusun sebuah daftar
pustaka, perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut :
a. Nama pengarang diurutkan
menurut alfabet.
b. Bila tidak ada pengarang, maka
judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
c. Jika untuk seorang pengarang
terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan
seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan
garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.
d. Jarak antara baris dengan
baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara pokok dengan
pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari
margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap sumber harus dimasukkan ke
dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997:222).
Daftar pustaka (bibliografi)
merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan
(contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan,
para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Dalam menulis daftar pustaka
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Daftar pustaka disusun
berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa
menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
2. Cara penulisan daftar pustaka
sebagai berikut:
a. Tulis nama pengarang (nama
pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
b. Tulislah tahun terbit buku.
Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c. Tulislah judul buku (dengan
diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik
(.).
d. Tulislah kota terbit dan nama
penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama
penerbit diberi tanda titik
3. Apabila digunakan dua sumber
pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang
lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber
pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
4. Untuk penulisan daftar pustaka
yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
a. Menurut Sophia (2002),
komponen suatu bibliografi online adalah:
• Nama Pengarang
• Tanggal revisi terakhhir
• Judul Makalah
• Media yang memuat
• URL yang terdiri dari
protocol/situs/path/file
• Tanggal akses
b. Winarko memberikan rumusan
pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:
- Artikel jurnal dari internet:
Majalah/Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel,
nama majalah (dengan singkatan
resminya), nomor, volume, halaman
dan alamat website.
*) Nama majalah online harus
ditulis miring
- Artikel umum dari internet
dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel,
[jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*) Judul artikel harus ditulis
miring
- Artikel umum dari internet
tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel,
[jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*) “Anonim” dapat diganti dengan
“_____”. Judul artikel harus ditulis miring
Perhatikan contoh penulisan
daftar pustaka
Baradja, M.F. 1990, Kapita
Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel
Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa.
Hermans, B., 2000, Desperately
Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online],
(http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )
Referensi
Hartati, Dwi. ___, Menulis Daftar
Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id,diakses tanggal 17 September 2008)
Sophia, S. 2002, Petunjuk Sitasi
Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online, Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Winarko, E. ____, Penulisan
Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf],
(http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses
tanggal 17 September 2008 )
Menurut Gorys Keraf (1997:213)
yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar
yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan
lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari
karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam, bibliografi mungkin tidak
penting artinya. Tetapi bagi seorang sarjana, seorang calon sarjana atau
seorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hal yang sangat
penting.
Petunjuk umum penulisan daftar
pustaka adalah :
a. Daftar pustaka diletakkan pada
bagian akhir karya tulis di halaman tersendiri.
b. Daftar pustaka tidak diberi
nomor urut.
c. Nama penulis diurutkan secara
alfabetis, setelah nama dibalik (kecuali nama Tionghoa atau yang terdiri satu
kata).
d. Tiap sumber bacaan ditulis
dengan jarak spasi rapat.
e. Jarak antarsumber bacaan yang
satu dengan yang lain ditulis dangan jarak dua spasi.
f. Baris pertama dimulai dari
margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap sumber harus dimasukkan ke
dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997:222).
Hal-hal lain yang perlu
diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
1) Nama Pengarang.
a. Penulisan nama pengarang
sebuah buku dengan seorang pengarang.
- Nama Pengarang hanya terdiri
dari satu kata tidak dibalik.
- Nama pengarang lebih dari satu
kata, maka nama terakhir ditulis lebih dulu kemudian diikuti nama pertama,
kemudian data publikasi buku.
- Nama-nama asing banyak yang
ditulis menyimpang dari aturan lazim yang berlaku. Contoh penulisan nama asing
yang benar adalah:
Nama Cina : Tan May Lie ditulis
Tan M.L
Nama Vietnam : Nguyen Cao Ky
ditulis Nguyen-Cao-Ky
Nama Hongaria : Farkas Karoly
ditulis Karoly, Farkas
Nama India : B.C. Das Gupta
ditulis Das Gupta, B.C.
Nama Perancis : V. du Barry
ditulis du Barry, V.
Nama Belanda : N.M. van Straalen
ditulis Van Straalen, N.M.
Nama Jerman : Carl von Schmidt
ditulis Von Schmidt, C.
Nama Arab : Ali Abdul Aziz
ditulis Abdul Aziz, Ali
Nama Anglo Saxon : John Doe, Sr.
Ditulis Doe J, Sr.
- Penulisan nama tidak memakai
gelar akademis, seperti Prof. Dr. Ir. atau M.Sc atau pangkat kemiliteran:
Jenderal, Laksamana, atau sebutan lain seperti Presiden, Menteri, dan
sebagainya.
- Jika buku disusun oleh sebuah
komisi atau lembaga, nama komisi atau lembaga itu dipakai untuk menggantikan
nama pengarang.
- Jika tidak ada nama pengarang,
dapat diganti dengan “Anonim” atau “_____” dan diurutkan berdasarkan judul
buku.
Contoh :
Depdikbud. 1988. Buku Pelajaran
Bahasa Indonesia I untuk SMU. Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan
Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
b. Penulisan nama pengarang dari
buku dengan dua atau tiga pengarang.
- Nama pengarang kedua tidak
dibalikkan. Dalam hal-hal lain ketentuannya sama dengan nomor a.
- Urutan nama pengarang harus
sesuai dengan yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh ada perubahan
urutan.
Contoh :
Oliver, Robert T. and Rupert L.
Cortright. 1958. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and
Company, Inc.
c. Penulisan nama pengarang dari
buku dengan banyak pengarang (tiga pengarang atau lebih).
- Hanya nama pengarang pertama
yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
- Untuk menggantikan nama-nama
pengarang lainnya, digunakan singkatan dkk.
Contoh :
Karso, dkk. 1994. Sejarah
Nasional dan Sejarah Umum. Bandung: Angkasa.
2) Tahun Terbit.
Tahun terbit ditulis sesudah nama
pengarang, dipisahkan dengan tanda titik.
3) Judul Buku.
Judul buku harus digarisbawahi
atau dicetak miring. Setiap huruf awal dari kata yang merupakan bagian dari
judul buku diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
4) Tempat Terbit.
Tempat terbit ditulis sesudah
judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.
5) Penerbit.
Nama penerbit ditulis sesudah
tempat terbit, dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan tanda
titik.
6) Penulisan data pustaka dari
buku yang pada edisi berikutnya mengalami perubahan.
a. Jika buku yang digunakan
sebagai acuan mengalami perubahan pada edisi-edisi berikutnya, biasanya
ditambah keterangan rev. ed. (revise edition=edisi yang diperbaiki) di belakang
judul buku. Keterangan mengenai edisi yang diperbaiki ini bisa tidak ditulis,
asal disebutkan periode pencetakannya. Keterangan mengenai cetakan dipisahkan
dengan tanda titik.
b. Tahun penerbitan yang harus
ditulis adalah tahun cetakan dari buku yang dipakai.
Contoh :
Ramlan, M. 1983. Ilmu Bahasa
Indonesia Sintaksis. Cet. ke-3. Yogyakarta: Karyono.
Gleason, H.A. 1961. An
Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed. New York: Holt. Rinehart and
Winston.
7) Penulisan data pustaka dari
buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih.
a. Angka jilid ditempatkan
sesudah judul, dipisahkan dengan tanda titik dan selalu disingkat.
b. Untuk penerbitan Indonesia
biasa digunakan singkatan Jil. atau Jld.
Contoh :
Soekmono, R. 1973. Pengantar
Sejarah Kebudayaan Indonesia. 2 Jil. Yogyakarta: Kanisius.
8) Penulisan daftar pustaka dari
edisi karya seorang pengarang atau lebih.
a. Jika editornya lebih dari satu
orang, cara penulisannya sama dengan cara penulisan nama pengarang dari buku
dengan dua, tiga atau banyak pengarang. Selain itu dapat juga ditulis dengan
eds.
b. Ada juga kebiasaan lain yang
menempatkan singkatan editor di dalam tanda kurung (ed).
Contoh :
Ali, Lukman. ed. 1967. Bahasa dan
Kesusastraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung
Agung.
9) Penulisan daftar pustaka dari
sekumpulan Bunga Rampai atau Antologi.
Contoh :
Jassin, H.B. ed. 1969. Gema Tanah
Air, Prosa dan Puisi. 2 Jil. Jakarta: Balai Pustaka.
10) Penulisan daftar pustaka dari
sebuah terjemahan.
a. Nama pengarang asli diurutkan
dalam daftar urutan alfabetis.
b. Keterangan tentang penerjemah
ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh :
Multatuli. 1972. Max Havelaar,
atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B Jassin. Jakarta:
Djambatan.
11) Penulisan daftar pustaka dari
artikel majalah.
a. Judul artikel ditulis dalam
tanda kutip dan dipisahkan dari nama majalah yang dicetak miring.
b. Tidak ada tempat publikasi
dari penerbit, tetapi nomor jilid, tanggal dan nomor halaman harus dicantumkan.
Contoh :
Soebadio, H. ”Penggunaan Bahasa
Sansekerta dalam Pembentukan Istilah Baru”. Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia,
I (April, 1963), 47 – 48.
12) Penulisan daftar pustaka dari
artikel surat kabar.
a. Judul artikel ditulis dalam
tanda kutip.
b. Nama surat kabar dicetak
miring.
Contoh :
Arman, S.A. ”Sekali Lagi
Teroris”, Kompas, 19 Januari, 1973, hlm. 5.
13) Penulisan data pustaka dari
tesis atau disertasi yang belum diterbitkan.
a. Tesis, skripsi, atau disertasi
yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel sehingga ditulis dalam tanda
kutip.
b. Data publikasi yang harus
dicantumkan, yaitu jenis karya ilmiah (skripsi, tesis atau disertasi), nama
fakultas dan universitas, tempat dan tahun pembuatan.
Contoh :
Parera, Jos Daniel. ”Fonologi
Bahasa Gorontalo”, Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia,
Jakarta, 1964.
Hartoko, A. ”Pemetaan Dinamis
Ekosistem Ikan Pelagis Melalui Analisis Terpadu Karakter Oseanografis di
Perairan Laut Indonesia”. Disertasi Doktor Institut Teknologi Bandung, Bandung,
1999.
Rais, J. “A Comparison of The
Projective and The Development Methods for Computing The Best Fitting
Ellipsoid”. M.Sc.Thesis Ohio State University, Columbus, USA, 1969.
14) Penulisan daftar pustaka dari
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden.
Karena yang bertanggungjawab
terhadap dokumen-dokumen ini adalah negara, maka dapat ditulis Republik
Indonesia, atau Pemerintah Indonesia, Government of Indonesia atau Indonesia
saja.
Contoh :
Republik Indonesia. 1992.
Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI
Tahun 1992, No. 115. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 1999.
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI
Tahun 1999, No. 60. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 1972. Keputusan
Presiden No. 4 Tahun 1972 tentang Perizinan Penerbangan Dalam dan Atas Wilayah
Republik Indonesia. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
15) Penulisan daftar pustaka dari
artikel dalam ensiklopedi
a. Judul artikel selalu ditulis
dalam tanda kutip, sedangkan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.
b. Perhatikan pula tanda koma
yang ditempatkan antara judul artikel dan judul buku, harus ditempatkan dalam
tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda kutip.
Contoh :
Wright, JT. “Language Varieties:
Language and Dialect,” Encyclopedia of Linguistics, Information and Control,
(Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 – 251.
16) Penulisan daftar pustaka dari
internet.
Untuk penulisan daftar pustaka
yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
a. Menurut Sophia (2002),
komponen suatu bibliografi online adalah :
- Nama pengarang
- Tanggal revisi terakhir
- Judul
- Media yang memuat
- URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
- Tanggal akses
b. Winarko memberikan rumusan
pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut :
- Artikel jurnal dari internet:
Majalah/Jurnal Online.
Penulis, tahun, judul artikel,
nama majalah (dengan singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan alamat
website. Nama majalah online harus ditulis miring.
- Artikel umum dari internet
dengan nama.
Penulis, tahun, judul artikel,
[jenis media], alamat website (diakses tanggal …). Judul artikel harus ditulis
miring.
- Artikel umum dari internet
tanpa nama.
Anonim, tahun, judul artikel,
[jenis media], alamat website (diakses tanggal …). “Anonim” dapat diganti
dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.
Contoh:
Hermans, B. 2000. Desperately
Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online],
(http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 ).
Hartati, Dwi. ____. Menulis
Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id, diakses tanggal 17 September 2008).
Winarko, E. _____. Penulisan
Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf],
(http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses
tanggal 17 September 2008 ).
2.2.4. Macam-Macam Bibliografi
a. Buku-buku dasar : buku yang
dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai pokok yang digarap itu.
b. Buku-buku khusus : yaitu
buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan yang langsung
bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.
c. Buku-buku pelengkap :
buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis.
2.2.5. Penyusunan Bibliografi
Untuk menyusun sebuah daftar
pustaka, perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut :
a. Nama pengarang diurutkan
menurut alfabet.
b. Bila tidak ada pengarang, maka
judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
c. Jika untuk seorang pengarang
terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan
seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan
garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.
d. Jarak antara baris dengan
baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara pokok dengan
pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari
margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap sumber harus dimasukkan ke
dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997:222).
Daftar pustaka (bibliografi)
merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan
(contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan,
para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Dalam menulis daftar pustaka
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Daftar pustaka disusun
berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa
menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
2. Cara penulisan daftar pustaka
sebagai berikut:
a. Tulis nama pengarang (nama
pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
b. Tulislah tahun terbit buku.
Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c. Tulislah judul buku (dengan
diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik
(.).
d. Tulislah kota terbit dan nama
penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama
penerbit diberi tanda titik
3. Apabila digunakan dua sumber
pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang
lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber
pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
4. Untuk penulisan daftar pustaka
yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
a. Menurut Sophia (2002),
komponen suatu bibliografi online adalah:
• Nama Pengarang
• Tanggal revisi terakhhir
• Judul Makalah
• Media yang memuat
• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
• Tanggal akses
b. Winarko memberikan rumusan
pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:
- Artikel jurnal dari internet:
Majalah/Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel,
nama majalah (dengan singkatan
resminya), nomor, volume, halaman
dan alamat website.
*) Nama majalah online harus
ditulis miring
- Artikel umum dari internet
dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel,
[jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*) Judul artikel harus ditulis
miring
- Artikel umum dari internet
tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel,
[jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*) “Anonim” dapat diganti dengan
“_____”. Judul artikel harus ditulis miring
Perhatikan contoh penulisan
daftar pustaka
Baradja, M.F. 1990, Kapita
Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel
Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa.
Hermans, B., 2000, Desperately
Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online],
(http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )
Referensi
Hartati, Dwi. ___, Menulis Daftar
Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id,diakses tanggal 17 September 2008)
Sophia, S. 2002, Petunjuk Sitasi
Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online, Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Winarko, E. ____, Penulisan
Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf],
(http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses tanggal
17 September 2008 )
source :
http://renyalda.blogspot.com/2009/04/2.html
http://muhammadheru.blogspot.com/2008/09/penulisan-referensi-daftar-pustaka-pada.html
Komentar
Posting Komentar